Tuesday, May 3, 2011

Keprihatinan Pertelevisian Indonesia

Dunia televisi di Indonesia memang telah berkembang, ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah stasiun televisi di Indonesia yang berjumlah 119 dan akan terus bertambah jumlahnya karena banyaknya permohonan untuk medirikan stasiun televisi. Jika dahulu di Indonesia menggunakan teori agenda setting karena jumlah stasiun televisi  hanya dikuasain TVRI dan stasiun televisi baru yang muncul diatur oleh pemerintah, sekarang agenda setting tidak berlaku lagi karena khalayak sudah mulai pandai dalam memilih mana yang ingin di konsumsi dan mana yang tidak sesuai dengan kebuhan dan keinginan mereka dan teori penggunaan dan gratifikasi berlaku.

Perkembangan industri televisi di Indonesia tidak diikuti dengan perkembangan kualitas program acara yang ada. Kebanyakan stasiun televisi hanya mementingkan rating untuk memperoleh keuntungan dari masuknya iklan. Ini adalah sebuah keprihatinan bagi dunia pertelevisian di Indonesia, karena sedikitnya tayangan yang berkualitas, jika ada pun ratingnya tidak tinggi,mungkin ini dikarenakan tingkat pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Televisi  sebagai media yang sangat “powerfull” harusnya dapat digunakan untuk sarana yang lebih berguna seperti pendidikan, dan tayangan yang mendidik, celakanya acara seperti itu sangatlah kurang. Mengapa dikatakan powerfull karena televisi mengakibatkan kecenderungan konsumtif, seakan - akan terhipnotis.
 

Acara – acara televisi kebanyakan diisi oleh sinetron – sinetron yang notabene isinya sama antara sintron yang satu dengan yang lain dan kualitas sinetron di Indonesia tidak mendidik sama sekali. Stasiun televisi di Indonesia memiliki kecenderungan  keseragaman dalam isi acara, jika suatu tema sedang laris maka semua televisi akan memiliki isi yang sama.

Berbicara tentang televisi maka kita akan berbicara tentang rating. Rating di Indonesia dikeluarkan oleh suatu lembaga yaitu AC Nielsen. Yang menjadi pertanyaan apakah lembaga itu Independen dan bebas dari pengaruh pihak manpun?

Rating inilah yang dikejar oleh stasiun televisi untuk mendatangkan iklan. Dunia televisi Indonesia tidak mementingkan kualitas acara melainkan rating. Sangat disayangkan sekali televisi tidak memperhatikan aspek – aspek lain yang dapat mendidik masyarakat, hanya keuntungan yang mereka cari. Maka kita sebagai masyarakat yang mengkonsumsi televisi kita memilah dan memilih acara yangbaik untuk kita. Maka himbauan kita harus menjadi pemirsa yang pandai dan kritis.

No comments:

Post a Comment